Batik Rupanya Kependekan dari Dua Kata Ini, Telah Tahu?

3 min read

serf-dediennesante.com – Batik adalah salah satunya peninggalan budaya Indonesia yang telah go-international. Tiap tanggal 2 Oktober seperti ini hari, Rabu (2/10/2024, warga Indonesia mengingati Hari Batik Nasional sebagai bentuk animo pada kekayaan budaya yang ini.

Batik adalah peninggalan budaya yang paling dikenali dari Indonesia, dan sudah dianggap oleh UNESCO sebagai Peninggalan Budaya Tidak Benda semenjak tahun 2009.

Tetapi apa kamu sudah mengetahui bila kata batik sebetulnya asal dari kependekan dua kata? Sedikit yang mengetahui jika ada filosofi dan arti dalam dibalik nama kain sebagai jati diri bangsa Indonesia ini.

Asal mula Nama Batik
Kata batik sendiri asal dari dua kata dengan bahasa Jawa, yakni amba yang bermakna menulis dan titik yang memiliki makna sama yaitu titik. Dalam adat pembikinan batik, pola-pola pada kain dibikin langkah tuliskan beberapa titik atau corak tertentu memakai canting dan malam (lilin) sebagai alat intinya. Kombinasi ke-2 kata ini menggambarkan langkah tradisionil pembikinan batik yang membutuhkan kecermatan tinggi, kesabaran, dan ketrampilan yang telah diturunkan dengan temurun.

Tetapi pada ulasan Jawa amba mempunyai makna yang lain yaitu luas atau lebar.

Kembali ke pemahaman batik secara harfiah yaitu menulis titik, seiring waktu berjalan, tehnik membatik ini berkembang dan hasilkan berbagai ragam corak dan pola yang tidak sekedar hanya titik. Walau demikian, filosofi “menulis dengan titik” masih tetap jadi dasar proses dari pembikinannya. Oleh karenanya, batik bukan sekedar kain memiliki motif, tapi juga sebuah seni dan kreasi budaya yang memiliki kandungan nilai sejarah, religiusitas, dan gestur keelokan.

Macam Batik dan Arti Filosofisnya
Batik di Indonesia bukan hanya dikenali dari 1 wilayah saja, tapi menyebar nyaris di semua daerah Nusantara. Tiap wilayah mempunyai keunikan tertentu dalam pembikinan batik, baik dari sisi pola, warna, atau arti yang terdapat didalamnya. Untuk contoh, batik dari Yogyakarta dan Solo condong memakai beberapa warna gelap seperti hitam dan cokelat, dengan pola yang penuh arti filosofis mengenai kehidupan dan keyakinan Jawa.

Di lain sisi, batik pesisir seperti batik Cirebon, Pekalongan, dan Lasem lebih kaya dengan beberapa warna ceria dan pola yang di inspirasi dari alam, flora, fauna, dan dampak budaya asing yang masuk ke dalam daerah pesisir. Ketidaksamaan ini menggambarkan keberagaman budaya dan kekayaan seni yang dipunyai Indonesia.

Batik Sebagai Jati diri Bangsa
Keutamaan batik untuk Indonesia tidak cuma dari sisi seninya saja. Di tahun 2009, UNESCO dengan cara resmi mengaku batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity atau Peninggalan Budaya Takbenda, yang mengisyaratkan jika batik tidak cuma punya Indonesia tapi juga kebanggaan untuk semua umat manusia. Pernyataan ini berikan motivasi warga Indonesia untuk selalu melestarikan adat membatik supaya tidak terkikis oleh perubahan jaman.

Bersamaan dengan perkembangan tehnologi, batik sekarang bisa dibuat mesin atau memakai tehnik cap lebih efisien. Walau demikian, batik tulis masih tetap menjadi batik yang paling dipandang karena kesukaran proses dan sentuhan individual dari tiap perajin. Oleh karenanya, saat Anda kenakan batik, Anda bukan hanya kenakan kain memiliki motif cantik, tapi juga hargai nilai seni, sejarah, dan jati diri yang terdapat didalamnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours