Tubuh Pesawat Jeju Air Remuk Keseluruhan Susahkan Analisis Penumpang Meninggal

2 min read

serf-dediennesante.com — Kecelakaan pesawat ironis Jeju Air tipe Boeing 737 800 di Lapangan terbang Internasional mgo55 Muan, Korea Selatan, hari Minggu pagi tempo hari menjadi musibah penerbangan lokal terjelek di Korea Selatan.

Kecelakaan ini mengambil 179 nyawa penumpang dan pilot pesawat.

Pesawat bernomor penerbangan 7C 2216 itu jatuh dalam penerbangan dari Bangkok ke arah Muan bawa keseluruhan 181 penumpang dan awak pesawat.

Jeju Air menerbangi jalur Bangkok-Muan 4x satu minggu.

Tubuh pesawat Jeju Air remuk keseluruhan dalam kecelakaan itu dan membuat analisis korban meninggal oleh team penyelamat menjadi benar-benar susah.

Team penyelamat meneruskan usaha mereka untuk temukan beberapa sisa penumpang yang lenyap, sedangkan kamar mayat sementara sudah dibangun untuk memuat mayat yang diketemukan.

Kementerian Perhubungan menjelaskan dasar picu di Lapangan terbang Internasional Muan akan ditutup sampai 1 Januari 2025.

Penerbangan dari dan ke luar negeri di Lapangan terbang Internasional Muan sebelumnya sempat ditutup karena Covid-19.

Jeju Air menerbangi lagi jalur internasional lewat lapangan terbang ini kurang dari satu bulan kemarin.

Menurut Kementerian Perhubungan Korea Selatan, pesawat keluar dasar saat landing lantas meletus dan kebakar luar biasa karena masalah roda pendaratan.

Kejadian ini terjadi lima menit sesudah pilot memberikan kode mayday ke menara pengawas lapangan terbang. Pesawat landing genting dan menubruk pagar pemisah dan kebakar.

Petugas Berkelahi Luar biasa dengan Keluarga Penumpang
Pertikaian di antara faksi berkuasa dan keluarga yang ditinggal terjadi saat orang yang bersedih berusaha mengenali dengan individu mayat itu.

Polisi mengatakan jika beberapa nama itu cuma akan tersingkap sesudah mengonfirmasi jati diri lewat analitis sidik jemari, yang mengakibatkan konflik di Lapangan terbang Internasional Muan.

Lapangan terbang dipenuhi dengan keluarga-keluarga yang bersedih, diliputi oleh kehilangan beberapa orang yang mereka sayangi, saat mereka menanti dalam duka cita yang dalam.

“Saya cuma menyaksikan kejadian besar seperti musibah Feri Sewol dan Itaewon di informasi, tetapi saat ini seorang yang dekat sama saya alami hal ini, ini ialah keadaan yang berat.”

“Saya pikir saya tidak bisa seutuhnya pahami duka cita yang dirasakan. keluarga,” kata seorang wanita yang temani temannya, bagian keluarga satu diantara korban.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours