Site icon Serf Sediennesante

Candi Retno, Warisan Kerajaan Mataram Hindu Paling Unik di Magelang

serf-dediennesante.com – Daerah Magelang bisa katakan dikatakan sebagai Negeri Seribu Candi. Karena, beberapa puluh candi bisa diketemukan di daerah Magelang dimulai dari candi-candi besar atau candi kecil atau candi dusun.

Bila ingin diambil garis lempeng, serangkaian candi itu dapat diawali dari daerah Wonosobo. Sesudah dari Magelang memanjang terus sampai daerah Sleman dan tepian Klaten.

Ini memperlihatkan jika kemungkinan daerah Kerajaan Mataram Hindu sepanjang candi-candi itu. Tetapi pantas sayang sampai sekarang ini belum sempat diketemukan pusat Kerajaan Mataram Hindu.

Dari beberapa puluh candi yang berada di daerah Magelang, Candi Retno menempati posisi yang paling unik. Tidak sama candi lainnya, Candi Retno diperhitungkan masuk kelompok candi dusun. Dalam pengertian candi itu cuma dipakai untuk beribadah masyarakat sekitaran.

Candi Retno ada di Dusun Candiretno, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Jika diraih dari pusat perkotaan Magelang cuma sekitaran 6,5 kilo mtr., sekitaran 1/2 jam untuk meraihnya.

Pemberian nama sebagai Candi Retno sendiri sampai ini hari belum sempat diketahui penyebabnya. Karena dusun di mana candi itu ada ialah Dusun Candiretno. Hingga ada kebimbangan pemberian nama candi itu ialah karena lokasinya, atau kebalikannya. Tetapi sangkaan yang mungkin ialah pemberian nama candi diambil dari Lokasi di mana candi itu ada.

Kekhasan Candi Retno ialah dari sisi material yang dipakai. Candi Retno dibuat dari batu bata, bukan batu andesit. Bila ada batu andesit cuma pada yoni yang masih tetap ada di Lokasi itu. Yoni sendiri adalah simbol dewa Syiwa bersama lingga. Sayang lingga tidak diketemukan pada tempat tersebut.

Bangunan Candi Retno ada di tengah permukiman. Bahkan juga jalan masuk ke dalam Lokasi berbentuk lorong sempit antara rumah masyarakat.

Candi yang diketemukan di tahun 1976 oleh warga di tempat, diketemukan tidak utuh kembali. Saat penemuan Candi Retno cuma tersisa bangunan tangga masuk, fondasi luar sisi kaki, dan fondasi dalam. Adapun atap atau tubuh candi tidak ada.

“Dusun Candiretno diperhitungkan kuat adalah Teritori permukiman karena bangunan suci sebagai tempat sembahyang umumnya pun tidak akan jauh dari rumah warga,” papar Bambang Budi Utomo, salah seorang periset arkeologi, dikutip dari kompas.com, (5/3/2012).

Opini ini bukanlah tanpa dasar. Karena banyak diketemukan beragam penemuan simpatisan teori ini. Dimulai dari sejumlah arca atau perlengkapan mengolah dan beberapa alat pertanian.

Warisan itu rupanya menebar di dusun-dusun sekelilingnya seperti Tidaran, Cetokan, dan Bengkung. Tetapi sampai sekarang ini kehadiran beberapa benda itu tidak lagi jelas.

Satu perihal yang penting ditulis jika Dusun Candiretno dulu sebuah permukiman dengan beberapa warga. Warga yang beragama Hindu itu diperhitungkan adalah warga yang religiusous, ini dikuatkan kehadiran Candi Retno.

Exit mobile version