serf-dediennesante.com — Direktur penerbangan sipil di Lapangan terbang Internasional Beirut pastikan jika beberapa maskapal penerbangan masih tetap layani Lebanon seperti umumnya.
Sementara Lebanon selatan dan Lembah Bekaa sudah jadi target operasi militer Israel bertaraf besar semenjak Senin (23/9) pagi waktu di tempat, yang menyebabkan minimal 274 kematian dan 1.024 luka selama ini, menurut angka terkini dari Kementerian Kesehatan Lebanon,
Direktur penerbangan sipil di Lapangan terbang Internasional Beirut (AIB), Fadi Hassan, menjelaskan ke L’OLJ jika sejumlah maskapal penerbangan sudah membatalkan penerbangan mereka karena bertambahnya kemelut, tapi beberapa masih tetap layani Beirut seperti umumnya.
Daftar maskapal penerbangan yang membatalkan penerbangan mereka di hari Senin (23/9) salah satunya, Tarom Airlines, Kuwait Airways, Saudia Airlines, Lufthansa, Sun Kilat, Swissair, Air France, Transavia, Turkish Airlines, Pegasus Airlines, Cyprus Airways, dan Royal Jordanian.
Keputusan untuk sekian hari kedepan tetap diundur.
Presiden Federasi Pemilik Agen Perjalanan dan Pariwisata, Jean Abboud, mengatakan di hari Senin (23/9) terjadi pengurangan 30-40% pada sebuah pengakuan yang disampaikan oleh Kantor Informasi Nasional (NNA).
” Lalu lintas di AIB sudah alami pengurangan krusial dalam soal banyaknya penumpang sekian hari paling akhir, dan sekitaran 14 maskapal penerbangan sudah hentikan penerbangan mereka ke dan dari Lebanon karena perubahan keamanan dan militer di Lebanon,” kata Jean Abboud.
Sejumlah maskapal penerbangan sudah umumkan penundaan penerbangan mereka ke Beirut semenjak eskalasi pekan kemarin, yang diikuti di hari Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) oleh dua gempuran pada perlengkapan electronic punya anggota Hizbullah, yang menyebabkan minimal 39 kematian dan nyaris 3.000 orang luka, dan gempuran Israel di hari Jumat (20/9) di tepian selatan Beirut yang menarget komandan Hizbullah, dengan 54 kematian serta lebih dari 66 luka selama ini dan lima orang masih lenyap.
Operasi Israel di hari Senin (23/9) bisa mengakibatkan penundaan penerbangan selanjutnya. “Keadaan berbeda tiap hari, dan penerbangan dibatalkan atau dioperasionalkan berdasar perubahan dan informasi keamanan,” kata Jean Abboud.