serf-dediennesante – Serangan Israel ke tenda evakuasi Al-Mawasi di Khan Younis, Gaza tewaskan 90 masyarakat Palestina. Kementerian Kesehatan Gaza memberikan laporan, hampir 1/2 korban wanita dan beberapa anak.
Dikutip CNN, Minggu (14/7/2024), Israel berkelit gempuran itu membidik komandan Militer Hamas, Mohammed Deif yang diperhitungkan jadi dalang gempuran 7 Oktober kemarin.
Al-Mawasi sebenarnya sudah diputuskan sebagai ‘zona aman’ untuk masyarakat Palestina yang larikan diri dari tatap muka di lokasi lain. Tetapi, disaksikan dari rekaman video yang tersebar, terlihat mayat-mayat di jalan dan merusak tenda-tenda. “Saya tidak dapat menerangkan ke Anda begitu besarnya bencana ini,” kata seorang masyarakat ke CNN.
Mohammed Deif-pemimpin Brigade Qassam, sayap militer Hamas bersama kepala brigade Khan Younis, Rafe Salama adalah dua figur sebagai target Israel, kata seorang petinggi keamanan Israel ke CNN.
Pertama Menteri Israel Benjamin Netanyahu akui tidak percaya apa Deif dan wakilnya sudah terbunuh. Tetapi, Netanyahu memberikan restu Kepala Tubuh Keamanan Israel Shin Bet mendobrak Gaza selesai pastikan tidak ada tawanan di lokasi itu.
Kementerian Kesehatan Gaza memberikan laporan minimal 90 orang meninggal dan 300 orang cedera. Disebutkan jika wanita dan beberapa anak menyumbangkan 1/2 dari korban meninggal dan beberapa puluh yang lain cedera.
Masyarakat di tempat dan team penyelamat kelihatan berusaha cari sebagian orang yang terjerat. Masyarakat Palestina bergabung di dekat kerusakan yang disebabkan karena gempuran Israel dalam suatu kamp tenda di wilayah Al-Mawasi di hari Sabtu waktu di tempat.
Rumah Sakit Kuwait dan Nasser di atas lapangan menjelaskan mereka berusaha untuk menangani tingginya jumlah masyarakat sipil yang wafat dan cedera, kata kementerian itu.
“Saya sedang duduk di dalam kamar mandi, dan saat sebelum saya dengar ledakan dari gempuran itu, kamar mandi itu terbang,” kata seorang anak lelaki namanya Hammoud ke penyiar CNN di atas lapangan. “Selanjutnya, semua tempat disanggupi asap, dan cangkang mulai berguguran.”
Adik lelaki Hammoud meninggal dalam gempuran itu, sedangkan saudara wanitanya sekarang ini ada di rumah sakit untuk terima perawatan atas luka-lukanya, kata keluarganya ke CNN.
Masyarakat yang lain namanya Aida Hamdi menjelaskan ke CNN: “Kami mendadak dengar suara rudal menghajar. Saya sedang membuat roti, saya bawa putri saya dan kami mulai berlari keluar.
“Adonannya saya membuang semua, bercampur pasir. Kami dengar tiga pukulan, beberapa orang disekitaran saya jadi syahid, wanita, lelaki, dan beberapa anak.”
Hamas menentang claim Israel jika mereka menarget Deif dan Salama, dan menyebutkan pembunuhan itu sebagai “pembantaian yang menakutkan.”
“Claim wargaan yang menarget beberapa pimpinan ialah claim palsu, dan ini bukanlah pertamanya kali wargaan mengeklaim menarget beberapa pimpinan Palestina, tetapi dusta mereka akan tersingkap selanjutnya,” bunyi pengakuan itu.
Pada pertemuan persnya hari Sabtu, Netanyahu memperjelas ia tidak bergerak “satu milimeter juga” dari rangka yang diputuskan oleh Biden. Ia mengeklaim Hamas sudah minta 29 peralihan pada proposal itu, tetapi ia menampik untuk membikin satu juga. “Saya tidak menambah persyaratan atau hilangkan persyaratan,” ucapnya.
Hamas belum dengan terbuka memberi komentar claim Netanyahu.
Sesudah gempuran itu, keluarga tawanan yang ditahan di Gaza mengingati Netanyahu jika “tidak bakal ada kemenangan” saat sebelum 120 tawanan dipulangkan. “Persetujuan sedang dalam tahapan akhir saat sebelum penandatanganan dan pengembalian tawanan ke rumah; saat ini waktunya untuk memberikan instruksi team pembicaraan untuk capai persetujuan dan pulangkan semuanya orang,” kata Komunitas Keluarga Tawanan dan Orang Lenyap pada sebuah pengakuan di hari Sabtu. “Kami sudah menanti mereka sepanjang 281 hari.”