serf-dediennesante.com — ULANG tahun Tentara Nasional Indonesia ke-79 ini kali cukup khusus, karena berjalan 15 hari menjelang penggantian Panglima Paling tinggi TNI (Commander in Chief) atau Presiden Republik Indonesia.
Ada seperti kekuatiran dari public, khususnya dari kelompok cendekiawan, jika pengukuhan presiden ini kali cukup mempunyai potensi buka kesempatan dan ruangan ke TNI agar semakin aktif terturut di dalam ada banyak hal, ingat presiden dipilih hasil Pemilihan presiden 2024, Prabowo Subianto, selainnya asal dari keluarga besar TNI juga sekaligus mempunyai misi pertahanan yang benar-benar tajam dan kuat.
Kombinasi dua hal itu dicemaskan oleh public bisa menjadi dua faktor yang mempunyai potensi kembalikan posisi TNI ke posisi benar-benar menguasai yang dulu pernah terjadi di masa silam.
Masa silam, TNI banyak bergerak dalam ruang-ruang yang bukan jadi ranah fungsionalnya di satu segi dan condong dipandang teror oleh beberapa warga sipil di lain sisi.
Dan karena itu saya merasakan perlu untuk mencuplik perkataan dari bekas Presiden Amerika Serikat sekalian panglima paling tinggi operasi Overlord (D-Day) untuk teater Eropa dalam rencana melepaskan Eropa dari pengembangan Fasisme, Dwight D. Eisenhower atau dekat dipanggil “Ike” tersebut.
Ulang tahun ini kali sebenarnya jadi gelaran yang pas untuk TNI untuk menginternalisasikan kembali di satu segi dan menunjukkan ke public di lain sisi jika siapa saja panglima paling tinggi dan presiden Indonesia, TNI masih tetap tegak lempeng ke pekerjaan dasar dan perannya sebagimana diamatkan oleh konstitusi, sekalian selalu makin dekatkan diri pada masyarakat.
Tegakkan kedaulatan negara, menjaga kesatuan daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan membuat perlindungan seluruh bangsa dan semua tumpah darah Indonesia dari teror dan masalah pada kesatuan negara dan bangsa, demikianlah secara tegas pekerjaan dasar TNI tercatat dalam UU mengenai TNI.
Secara tehnis dan vital, pasti konteksnya akan sesuaikan dengan jaman dan kondisi. Masalahnya turunkan pekerjaan dasar ke peraturan, program kerja, dan taktik, akan tergantung ke langkah pandang TNI atas tuntutan dan keadaan modern, baik di ranah lokal atau internasional, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, atau budaya, dan sebagainya.
Yang terang, menjaga kedaulatan, dan membuat perlindungan seluruh bangsa dan semua tumpah darah Indonesia, ialah menjaga masyarakat Indonesia dari semua teror di satu segi.
Di lain sisi, lebih bernilai tidak jadi teror untuk masyarakat Indonesia, untuk bangsa, dan untuk negara Indonesia.
Seperti kata George Orwell, “People sleep peaceably in their beds at night only because rough men stand ready to do violence on their behalf”.
Dalam kata lain, masyarakat Indonesia seharusnya dapat tidur tenang, pulas, dan damai, karena masyarakat “se-Indonesia” ketahui jika TNI akan lakukan apapun itu untuk menjaga keselamatan dan keamanan mereka, sekalinya mereka tidur nyenyak.
Tidak saja sampai di sana, masyarakat percaya dan harus terus dibikin yakini jika sesudah tidur pulas dan nyaman, esok harinya TNI tetap dalam kemampuan dan pekerjaan yang masih sama atas nama kebutuhan masyarakat, kebutuhan bangsa, kebutuhan negara, dan kebutuhan konstitusi, tidak lebih dan tidak kurang.
Lalu, bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, sekalinya ada beberapa faktor vital dan diplomatis yang bisa menjadi bisa menjadi bujukan untuk TNI untuk melakukan tindakan seperti pada masa silam atau ambil langkah jauh melewati yang seharusnya, bahkan juga bisa menjadi mempunyai potensi jadi teror untuk masyarakat sendiri?
+ There are no comments
Add yours