serf-dediennesante.comĀ – Keadaan genting militer Korea Selatan (Korsel) yang dipublikasikan Presiden negara tersebut, Yoon Suk Yeol, Selasa (3/12/2024), sudah bawa imbas besar ke ekonomi Negeri Ginseng tersebut. Ini intinya berpengaruh pada pasar valuta asing dan bursa saham.
Awalnya, Yoon umumkan genting militer dan memobilisasi tentara pada Selasa malam. Ini muncul karena Yoon menyangka faksi oposisi sedang membuat usaha untuk menjatuhkan dianya.
Tetapi pada beberapa saat saja, Majelis Nasional memutuskan untuk menggagalkan perintah genting, yang memaksakan Yoon untuk mengambil genting militer pada Rabu pagi. Unit militer yang sebelumnya sempat dikeluarkan ke parlemen sudah diambil.
Walau status genting militer itu berusia pendek, mata uang Won Korsel sebelumnya sempat turun ke tingkat paling rendah 2 tahun di angka 1.442,0 per satu dollar AS. Saham Korea turun juga 2% di hari Rabu, dengan pembikin chip Samsung Elektroniks turun 1,31% dan pembikin battery LG Energy Solution turun 2,64%.
Untuk memitigasi imbas selanjutnya, Bank of Korea akan tingkatkan likuiditas periode pendek dan mengaplikasikan beberapa langkah untuk memantapkan pasar valuta asing sama sesuai keperluan. Bank sentra itu bahkan juga menjelaskan faksinya akan sediakan utang khusus untuk menyuntikkan dana ke pasar, bila dibutuhkan.
“Sama seperti yang dipublikasikan bersama pemerintahan, kami akan sediakan likuiditas yang cukup buat waktu yang terbatas sampai pasar keuangan dan valuta asing konstan,” kata Bank of Korea diambil CNBC International, Rabu (4/12/2024).
Kantor informasi lokal Yonhap memberikan laporan jika regulator keuangan Korsel menjelaskan faksinya siap membagikan 10 triliun won (Rp 112 triliun) untuk dana stabilisasi pasar saham kapan pun.
“Semua pasar keuangan, valuta asing, dan pasar saham akan bekerja seperti umumnya. Kami akan menyuntikkan likuiditas tanpa batasan ke saham, obligasi, pasar uang periode pendek, dan pasar valas untuk beberapa waktu sampai semua normal kembali,” tambah info dari Pemerintahan Korsel.
Dampak negatif Pajak
Kerusuhan politik terjadi waktu Yoon dan parlemen yang terkuasai oposisi berbeda berkenaan bujet dan beberapa langkah yang lain. Partai Demokrat yang beroposisi pekan kemarin memotong 4,1 triliun won (Rp 46 triliun) dari bujet yang disarankan pemerintahan Yoon sejumlah 677,4 triliun won (Rp 7.600 triliun).
Interferensi bujet yang sukses oleh oposisi ini akan memberi pukulan tepat untuk pemerintah minoritas Yoon dan beresiko menyusutkan pengeluaran pajak ketika perkembangan export sedang turun.
“Imbas negatif pada ekonomi dan pasar keuangan bisa berjalan singkat karena ketidakjelasan di lingkungan politik dan ekonomi bisa secara cepat dikurangkan tanggapan peraturan yang pro aktif,” kata ekonom Citi Kim Jin-wook pada sebuah laporan ke Reuters.
+ There are no comments
Add yours