Pemerhati: Masuk BRICS, Indonesia dapat terlepas dari pasar AS dan Eropa

2 min read

serf-dediennesante.com – Instansi penelitian ekonomi Center of Economics and Law Studies (Celios) mengatakan gabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS memberi keuntungan baru terutama dalam peluasan pasar.

Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda menjelaskan sejauh ini export mgo55 Indonesia tetap tergantung dengan beberapa pasar tradisionil seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Keanggotaan baru ini, jadikan Indonesia dapat lepas dari AS dan Eropa dan buka kesempatan pasar baru.

“Gabung dengan BRICS, akan memberi keuntungan untuk Indonesia agar dapat terlepas dari pasar tradisionil seperti AS dan Eropa. Eropa juga sebetulnya mulai ‘rese’ dengan peraturan export Indonesia di mana kerap terturut konflik dalam soal perdagangan global,” tutur Nailul ke ANTARA di Jakarta, Selasa.

Dia meneruskan, Eropa sekarang ini mulai melumpuhkan perdagangan luar negeri Indonesia, satu diantaranya ialah lewat kendala European Deforestation Regulation (EUDR) pada komoditas kelapa sawit.

Presiden Prabowo Subianto selanjutnya memperlihatkan keterpihakan pada petani sawit dan pertimbangkan untuk cari pasar lain di luar daerah Eropa.

“Prabowo juga memperlihatkan keterpihakannya ke sawit lokal, saya pikir itu menjadi pemikiran untuk cari pasar alternative,” ucapnya.

Nailul menerangkan, pada intinya pergerakan diplomasi Indonesia adalah pergerakan non block, di mana tidak terafiliasi ke block mana saja, baik BRICS atau OECD. Tetapi, opsi konsolidasi politik dan ekonomi dapat menggerakkan kemajuan ekonomi di depan.

Data memperlihatkan, pembagian ekonomi negara BRICS alami kenaikan yang cukup tajam. Pada 1990, pembagian ekonomi negara BRICS cuma 15,66 %, dan pada 2022, proporsinya capai 32 %.

Anggota BRICS yang berdiri semenjak 2009 bukan hanya terbagi dalam Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. BRICS sekarang mempunyai makin banyak anggota, selesai 13 negara baru diputuskan sebagai negara partner pada Oktober 2024.

“Negara Timur tengah mulai masuk ke dalam konsolidasi BRICS, ini searah dengan kemauan pemerintahan untuk masuk ke dalam pasar Timur tengah . Maka, sebetulnya keuntungan masuk BRICS lumayan besar,” sebut Nailul.

Akan tetapi, Nailul menyebutkan jika konsolidasi BRICS munculkan dampak negatif benturan kebutuhan dengan Amerika Serikat, satu diantaranya berkaitan dengan sarana perdagangan dengan AS yang dapat ditarik atau dikurangkan.

Menurut dia, bakal ada kekuatan perang dagang di antara Amerika Serikat dan China saat Donald Trump telah menggenggam kendalian sebagai Presiden AS.

“Ada kekuatan ekonomi global akan melamban dan ber-impact pada negara konsolidasi. Memang saya pikir opsi masuk ke dalam BRICS lebih logis di depan meskipun ada juga dampak negatifnya dengan beberapa negara OECD dan negara block barat,” ucapnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours