Reaksi Dunia atas Gempuran AS-Inggris pada Houthi di Yaman, Turki: Laut Merah menjadi Lautan Darah
Serf Dediennesante.com – Berikut ringkasan beberapa reaksi beberapa pimpinan dunia atas gempuran Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada barisan militan Houthi Yaman, yang disokong Iran di Laut Merah.
Washington dan London memperlancar rangkaian gempuran di Yaman pada Houthi, yang sudah menarget pelayaran internasional di Laut Merah semenjak perang Israel-Hamas di Gaza meledak pada 7 Oktober 2023.
Barisan Houthi, yang memberikan dukungan Hamas, menyebutkan gempuran pada Jumat (12/1/2024) sebagai perlakuan biadab.
Pada sebuah pernyatan yang dibagi, Houthi memberikan ancaman seluruh kebutuhan AS dan Inggris sudah jadi sasaran yang resmi untuk barisan itu.
Houthi dengan tegas mengatakan terus akan menarget beberapa kapal berkaitan dengan Israel di Laut Merah.
Reaksi Dunia
Yaman
Dikutip AlJazeera, beberapa puluh ribu masyarakat Yaman bergabung di sejumlah kota untuk menyumpah gempuran AS dan Inggris.
Satu kali lagi, masyarakat Yaman memperjelas lagi support mereka pada Palestina.
Dan pemerintahan Yaman yang disokong Saudi dan dianggap dengan internasional, mempersalahkan Houthi atas gempuran Inggris dan AS.
Menjelaskan jika milisi Houthi bertanggung jawab karena menggeret Yaman ke perselisihan di Laut Merah.
Turki
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyumpah gempuran itu.
Erdogan menjelaskan AS dan Inggris “berusaha mengganti Laut Merah jadi lautan darah”.
“Semua perlakuan ini adalah pemakaian kemampuan yang tidak seimbang,” ucapnya.
Sambil menambah, “Israel lakukan pemakaian kemampuan yang tidak seimbang di Palestina.”
Iran
Kementerian Luar Negeri Iran sampaikan reaksi mereka pada sebuah pengakuan.
“Gempuran itu terjadi sebagai usaha untuk meluaskan support penuh AS dan Inggris dalam lebih kurang 100 hari akhir atas kejahatan perang pemerintahan Zionis pada masyarakat Palestina dan masyarakat Gaza yang dikepung,” kata Kementerian.
Jubir kementerian, Nasser Kanaani, menjelaskan beberapa serangan ini terang adalah pelanggaran pada kedaulatan dan kredibilitas daerah Yaman dan pelanggaran hukum internasional.
Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan untuk mengendalikan diri dan “menghindar dari eskalasi” sesudah gempuran itu.
Menjelaskan faksinya mengawasi keadaan dengan “kedukaan yang lebih besar”.
“Kerajaan mengutamakan keutamaan jaga keamanan dan kestabilan teritori Laut Merah karena kebebasan navigasi didalamnya adalah tuntutan internasional,” kata Kementerian.
Yordania
Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menjelaskan invasi Israel di Gaza adalah kejahatan perang pada masyarakat Palestina.
Dia menyebutkan jika perang Israel di Gaza menyalahi hukum internasional tanpa mendapatkan hukuman.
“Kestabilan teritori dan keamanannya berkaitan erat,” kata Safadi, menurut media pemerintahan.
“Komune internasional ada di persilangan jalan kemanusiaan, kepribadian, hukum dan keamanan,” sambungnya.
Mesir
Kementerian Luar Negeri Mesir sudah mengatakan “kedukaan dalam” atas bertambahnya operasi militer di Laut Merah dan gempuran udara di Yaman.
Pengakuan dari kementerian itu mengatakan “menjadikan satu” usaha internasional dan regional untuk kurangi ketakstabilan di teritori.
Rusia
Rusia menjelaskan gempuran itu menyalahi hukum internasional dan secara salah manfaatkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut Houthi hentikan gempuran mereka pada lajur pelayaran.
“Gempuran udara AS di Yaman ialah contoh lain penyelewengan Anglo-Saxon pada resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Zakharova menjelaskan gempuran itu memperlihatkan “pengabaian keseluruhan pada hukum internasional” dan “jadi memperburuk keadaan di teritori”.
Perancis
Prancis memperjelas lagi hujatan mereka atas gempuran Houthi pada kapal komersil di Laut Merah, dan mengatakan pemberhentian selekasnya gempuran itu.
“Dengan tindakan membawa senjata itu, Houthi bertanggung jawab yang serius atas eskalasi di teritori ini,” kata Kementerian Eropa dan Luar Negeri pada sebuah pengakuan.
Jerman
Kantor Luar Negeri Federasi Jerman menjelaskan gempuran itu ditujukan untuk menghambat gempuran selanjutnya.
“Tujuan kami masih tetap untuk menurunkan kemelut dan mengembalikan kestabilan di Laut Merah,” tulis kementerian itu di X.
Spanyol
Spanyol tidak lakukan interferensi militer di teritori Laut Merah karena “loyalitas pada perdamaian.
“Negara mana saja yang lakukan hal itu harus bertanggungjawab atas perbuatannya,” kata Menteri Pertahanan, Margarita Robles.
Belgia
Belgia bekerja sama dengan partnernya di Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk mengembalikan keamanan di teritori Laut Merah dan menghindar dari imbas jelek apa pun itu, kata Menteri Luar Negeri Belgia, Hadja Lahbib, di X.
“Gempuran yang berjalan oleh barisan Houthi adalah bahaya riil untuk kestabilan teritori dan sebagai wakil eskalasi yang tidak memberikan keuntungan siapa saja,” tulisnya.
Belanda
“Perlakuan AS-Inggris didasari pada hak bela diri, mempunyai tujuan membuat perlindungan lajur bebas dan konsentrasi pada deeskalasi,” kata Pertama Menteri Mark Rutte.
“Belanda, dengan sejarah panjangnya sebagai negara pelayaran, benar-benar mengutamakan hak lintasi alam dan memberikan dukungan operasi yang ditarget ini,” paparnya.
Denmark
Denmark seutuhnya memberikan dukungan gempuran AS dan Inggris, berdasar pengakuan Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen.
Oman
Oman mencela perlakuan militer dari “negara dekat”, melapor media pemerintahan. Menteri Luar Negeri, Badr Albusaidi, menjelaskan gempuran itu berlawanan dengan anjuran negaranya dan cuma akan jadi memperburuk keadaan yang beresiko.
UEA
Uni Emirat Arab (UEA) sudah mengatakan kedukaan besar atas resiko gempuran pada pelayaran di Laut Merah, kata kantor informasi sah negara Teluk itu.
UEA mengutamakan keutamaan jaga keamanan di teritori dan kebutuhan negaranya.
Federasi Bangsa-Bangsa
Sekretaris Jenderal Federasi Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, sudah minta seluruh pihak “tidak untuk jadi memperburuk” keadaan yang tidak pasti di Laut Merah, kata juru bicaranya Stephane Dujarric.
“Sekretaris Jenderal selanjutnya mengatakan seluruh pihak yang terturut tidak untuk jadi memperburuk keadaan untuk kebutuhan perdamaian dan kestabilan di Laut Merah dan teritori yang bertambah luas.”
NATO
“Gempuran ini memiliki sifat protektif dan direncanakan untuk jaga kebebasan navigasi di salah satunya lajur perairan paling utama di dunia. Gempuran [Houthi] harus disudahi,” kata jubir koalisi militer.
“Pasukan Houthi disokong, disuplai, dan dilengkapi oleh Iran, hingga Teheran mempunyai tanggung-jawab khusus untuk mengontrol proksinya,” tambah jubir itu.
NATO tidak terturut dalam gempuran itu, tetapi AS dan Inggris adalah sisi dari koalisi itu sementara dua anggota NATO yang lain, Belanda dan Kanada, memberi support.
Hizbullah
Barisan Lebanon, yang disebut sekutu Iran dan Houthi, menjelaskan invasi AS memperjelas jika Washington ada dalam “kerja sama penuh” dengan Israel.
“AS ialah partner penuh dalam bencana dan pembantaian yang sudah dilakukan oleh lawan Zionis di Gaza dan daerah itu,” kata sebuah pengakuan dari barisan itu.
Hamas
Menyumpah gempuran itu, Hamas menjelaskan pada sebuah pengakuan jika pemerintahan AS dan Inggris akan bertanggungjawab atas imbas gempuran mereka pada keamanan teritori.
Jihad Islam Palestina
Barisan Palestina yang berbasiskan di Gaza menjelaskan eskalasi itu memperjelas jika pemerintahan AS “lakukan perang genosida pada masyarakat Palestina di Gaza”.
“Kami mengatakan ke warga Arab dan negara Islam untuk ambil perlakuan dalam penampikan pada invasi pada Yaman, yang sudah dilakukan untuk bela Gaza dan beberapa tempat suci umat Islam di Palestina.”
Harakat al-Nujaba Irak
Barisan paramiliter sudah mengingatkan jika kebutuhan Amerika dan beberapa negara konsolidasi tidak aman mulai sekarang ini.