serf-dediennesante.com — Dikutip dari media situs ahotelinitaly.com, Amerika Serikat tengah pertimbangkan untuk menyatukan Tubuh Kontribusi Internasional AS (United States Agen for International Development/USAID) ke Departemen Luar Negeri, di bawah peraturan “America First” pemerintahan Presiden Donald Trump.
Saran ini ada sesudah Trump dikukuhkan sebagai presiden, dan mengatakan semakin lebih konsentrasi mengutamakan kebutuhan lokal.
Selesai dikukuhkan pada 20 Januari lantas, Trump umumkan jika industri dan birokrasi kontribusi asing AS tidak searah dengan kebutuhan lokal, dan dalam beberapa kasus, berlawanan dengan beberapa nilai Amerika.
Pada sebuah nota, pemerintahan mendesak beberapa karyawan USAID untuk dileburkan. Trump memercayakan Elon Musk untuk memantau project peleburan USAID ke Kemlu AS.
Pada Minggu (2/2), Trump menjelaskan USAID digerakkan oleh “satu kelompok orang edan radikal”, sedangkan Musk menyebutkan tubuh itu sebagai “organisasi kriminil” tanpa memberi bukti apa pun itu.
Apa itu USAID?
USAID dibangun di tahun 1961 oleh Presiden Demokrat John F. Kennedy pada pucuk Perang Dingin, dengan tujuan mengoordinasikan kontribusi asing dengan terancang.
Saat itu, USAID menjadi basis khusus peraturan luar negeri AS dalam menantang dampak Uni Soviet.
Sekarang ini USAID mengurus sekitaran 60 % kontribusi luar negeri AS dan mempunyai 10 ribu tenaga kerja. Sekitar dua pertiga dari tenaga kerja USAID bekerja di luar negeri, menolong sekitaran 130 negara.
USAID didanai oleh Konferensi, berdasar keinginan pemerintahan jalan.
USAID mempunyai tujuan menolong beberapa negara yang vital penting dan beberapa negara yang memiliki konflik, pimpin usaha AS untuk kurangi kemiskinan, penyakit, dan keperluan kemanusiaan.
USAID mempunyai tujuan menolong kebutuhan komersil AS dengan memberikan dukungan kemajuan ekonomi beberapa negara berkembang dan membuat kemampuan beberapa negara untuk berperan serta dalam perdagangan dunia.
Perincian negara paling atas yang terima kontribusi USAID pada 2023 diantaranya Ukraina, Ethiopia, Yordania, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Yaman, Afghanistan, Nigeria, Sudan Selatan, dan Suriah.
Indonesia termasuk satu diantara negara yang memperoleh faedah kontribusi dari USAID.
Dikutip dari website resmi USAID.gov, support pembangunan dari AS untuk RI diperuntukkan dalam beberapa keperluan dimulai dari peningkatan infrastruktur dan ekonomi, menangani kemiskinan, permasalahan suplai pangan, penyakit menyebar, pertanian, sampai musibah alam.